Segera lengkapi koleksi E-book-mu dengan yang satu ini, "Kumpulan Sejarah Para Khalifah", created by Asad al Masyriqi, semoga bermanfaat dan barokah untuk memperluas cakrawala dan khazanah pengetahuan Peradaban Islam.
Download Link :
http://www.ziddu.com/downloadlink/16065771/KumpulanSejarahParaKhalifah.chm
Senin, 15 Agustus 2011
Minggu, 08 Mei 2011
Abul Wafa, Matematikus Muslim yang Dikagumi Barat
Ternyata selain Al-Khawarizmi, Islam juga memiliki ahli matematika yang handal dan fenomenal. Namanya Abul Wafa Al-Buzjani. “Ia adalah salah satu metematikus terhebat yang dimiliki peradaban Islam,” papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya bertajuk Introduction to the History of Science.
Abul Wafa yang hidup pada abad ke-10 M ini adalah seorang saintis serba bisa. Selain jago di bidang matematika, ia pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada zamannya.
Kiprah dan pemikirannya di bidang sains diakui peradaban Barat. Sebagai bentuk pengakuan dunia atas jasanya mengembangkan astronomi, organisasi astronomi dunia mengabdikannya menjadi nama salah satu kawah bulan.
Bagi orang Barat, Abul Wafa dikenal sebagai ilmuwan yang brilian. Tak heran, jika sang ilmuwan muslim itu begitu dihormati dan disegani.
Dalam bidang Matematika, Abul Wafa pun banyak memberi sumbangan yang sangat penting bagi pengembangan ilmu berhitung itu.
Jumat, 06 Mei 2011
Pembebasan Raja Perancis oleh Khalifah Sulaiman al-Qanuni
Hubungan Perancis dan Islam sudah berlangsung lama. Dalam sejarah tercatat bagaimana Negara Khilafah pernah membantu Perancis membebaskan raja mereka Francis I di dalam peperangan Pavia pada tahun 1525 M. Ketika itu Perancis benar-benar merasa terhina dengan penawanan raja mereka dan tentara mereka telah gagal membebaskan raja dari penawanan. Mereka lalu meminta pertolongan Daulah Khilafah (Uthmaniyah). Raja Perancis mengirim utusan untuk menemui Khalifah pada 6 Desember 1525. Khalifah Sulaiman al-Qonuni mengabulkan permohonan sang raja.
Rabu, 04 Mei 2011
Khulafaur Rasyidin: Ali bin Abi Thalib (656-661 M) Dicintai Orang Beriman
Beliau adalah khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin. Ayahnya Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdi Manaf. Ibunya Fathimah binti Asad binti Hasyim bin Abdi Manaf. Jadi, baik dari pihak ayah maupun ibunya, Ali adalah keturunan Bani Hasyim.
Untuk meringankan beban Abu Thalib yang kala itu mempunyai anak yang lumayan banyak, Rasulullah Saw mengasuh Ali. Selanjutnya, Ali tinggal bersama di rumah Nabi dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau.
Ali dilahirkan dalam Ka’bah, 23 tahun sebelum Hijrah, dan mempunyai nama kecil Haidarah. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama. Sejak kecil Ali telah menunjukkan pemikirannya yang kritis dan brilian.
Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan dan kecerdasan dari kehidupan Ali yang bersumber dari Al-Qur’an dan wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah Saw lainnya. Kedekatan Ali dengan keluarga Rasulullah semakin erat ketika ia menikah dengan putri bungsu beliau, Fathimah.
Ketika Rasulullah Saw masih hidup, Ali bin Abi Thalib telah memberikan ‘saham’ terbesar demi tersebarnya Islam. Di antara sumbangan terbesar itu adalah kesediaannya menggantikan Rasulullah Saw tidur di kamarnya untuk mengelabui para pengepung yang ingin membunuh Rasulullah. Dengan resiko apapun, termasuk kemungkinan dibunuh, Ali bersedia menanggung akibatnya. Dengan cara itu, Rasulullah dan Abu Bakar aman bersembunyi di Gua Tsur selama beberapa hari, dan selanjutnya meneruskan hijrah ke Madinah.
Untuk meringankan beban Abu Thalib yang kala itu mempunyai anak yang lumayan banyak, Rasulullah Saw mengasuh Ali. Selanjutnya, Ali tinggal bersama di rumah Nabi dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau.
Ali dilahirkan dalam Ka’bah, 23 tahun sebelum Hijrah, dan mempunyai nama kecil Haidarah. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama. Sejak kecil Ali telah menunjukkan pemikirannya yang kritis dan brilian.
Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan dan kecerdasan dari kehidupan Ali yang bersumber dari Al-Qur’an dan wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah Saw lainnya. Kedekatan Ali dengan keluarga Rasulullah semakin erat ketika ia menikah dengan putri bungsu beliau, Fathimah.
Ketika Rasulullah Saw masih hidup, Ali bin Abi Thalib telah memberikan ‘saham’ terbesar demi tersebarnya Islam. Di antara sumbangan terbesar itu adalah kesediaannya menggantikan Rasulullah Saw tidur di kamarnya untuk mengelabui para pengepung yang ingin membunuh Rasulullah. Dengan resiko apapun, termasuk kemungkinan dibunuh, Ali bersedia menanggung akibatnya. Dengan cara itu, Rasulullah dan Abu Bakar aman bersembunyi di Gua Tsur selama beberapa hari, dan selanjutnya meneruskan hijrah ke Madinah.
Khulafaur Rasyidin: Utsman bin Affan (644-656 M) Pemilik Dua Cahaya
Dikisahkan Al-Manawi dalam kitab Ad-Durr Al-Mandhud, suatu ketika pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, kaum Muslimin dilanda kekeringan. Ketika kesulitan semakin berat, mereka mendatangi Abu Bakar dan berkata, “Wahai pengganti Rasulullah Saw, sesungguhnya langit tak lagi menurunkan hujan, bumi tak menumbuhkan tanaman, orang-orang sudah memperkirakan datangnya kebinasaan. Lalu apa yang akan engkau perbuat?”
Abu Bakar menjawab, “Pulanglah kalian dan bersabarlah. Aku berharap kalian tidak sampai sore sehingga Allah memberikan jalan keluar untuk kalian.”
Di pagi hari mereka menanti-nantikannya. Ternyata ada seribu onta terikat dengan muatan di atasnya berisi gandum, minyak dan tepung. Rombongan itu berhenti di pintu rumah Utsman bin dan dibongkar di rumahnya. Para saudagar berdatangan, Utsman keluar dan bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”
Abu Bakar menjawab, “Pulanglah kalian dan bersabarlah. Aku berharap kalian tidak sampai sore sehingga Allah memberikan jalan keluar untuk kalian.”
Di pagi hari mereka menanti-nantikannya. Ternyata ada seribu onta terikat dengan muatan di atasnya berisi gandum, minyak dan tepung. Rombongan itu berhenti di pintu rumah Utsman bin dan dibongkar di rumahnya. Para saudagar berdatangan, Utsman keluar dan bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”
Mereka menjawab, “Engkau mengetahui apa sebenarnya yang kami inginkan.” Orang-orang itu adalah para saudagar yang ingin membeli harta Utsman.
“Berapa kalian memberikan laba kepadaku?”
Mereka menjawab, “Dua dirham?”
Utsman menjawab, “Aku telah diberi lebih dari itu.”
“Berapa kalian memberikan laba kepadaku?”
Mereka menjawab, “Dua dirham?”
Utsman menjawab, “Aku telah diberi lebih dari itu.”
Khulafaur Rasyidin: Umar bin Khathab (634-644 M) Pemimpin yang Adil
Umar benar-benar tak kuasa menahan amarah. Tekadnya sudah bulat. Hari itu juga ia harus menghabisi Rasulullah Saw. Dengan pedang terhunus di tangan, putra pasangan Al-Khathab dan Hanthamah ini bergegas meninggalkan rumahnya.
Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan Nuaim bin Abdullah, seorang teman yang memberitakan bahwa adik perempuannya sendiri, Fathimah binti Al-Khathab dan suaminya Said bin Zaid telah memeluk Islam. Kemarahan Umar semakin membuncah.
Dipenuhi dengan murka tak tertahan, Umar mengalihkan arah perjalanannya. Ia bersegera menuju rumah adiknya, Fathimah. Di depan pintu, ia menemukan Fathimah dan suaminya sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, surah Thaha.
Masih dipenuhi kemarahan, Umar menghardik Fathimah dan memerintahkannya untuk meninggalkan Islam dan kembali kepada tuhan-tuhan nenek moyang meraka. Di puncak amarahnya, Umar sempat memukul Said bin Zaid dan menampar adiknya, Fathimah. Darah mengalir dari celah bibir Fathimah.
Hati Umar luluh. Di tengah kegalauannya itu, pandangan Umar menangkap sebuah lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Hatinya ciut. Dengan tangan bergetar, Umar meminta lembaran itu. Fathimah menolak.
Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan Nuaim bin Abdullah, seorang teman yang memberitakan bahwa adik perempuannya sendiri, Fathimah binti Al-Khathab dan suaminya Said bin Zaid telah memeluk Islam. Kemarahan Umar semakin membuncah.
Dipenuhi dengan murka tak tertahan, Umar mengalihkan arah perjalanannya. Ia bersegera menuju rumah adiknya, Fathimah. Di depan pintu, ia menemukan Fathimah dan suaminya sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, surah Thaha.
Masih dipenuhi kemarahan, Umar menghardik Fathimah dan memerintahkannya untuk meninggalkan Islam dan kembali kepada tuhan-tuhan nenek moyang meraka. Di puncak amarahnya, Umar sempat memukul Said bin Zaid dan menampar adiknya, Fathimah. Darah mengalir dari celah bibir Fathimah.
Hati Umar luluh. Di tengah kegalauannya itu, pandangan Umar menangkap sebuah lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Hatinya ciut. Dengan tangan bergetar, Umar meminta lembaran itu. Fathimah menolak.
Khulafaur Rasyidin: Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M) Sang Pembela Rasulullah
Abu Bakar termasuk pelopor kaum Muslimin pertama, As-Sabiqunal Awwalun, para pendahulu. Ia adalah orang yang memercayai Rasulullah di saat banyak orang menganggap beliau gila. Abu Bakar termasuk orang yang siap mengorbankan nyawanya, di saat banyak orang hendak membunuh Rasulullah.
Nama awal Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Dalam lembaran sejarah disebutkan nama ayahnya adalah Abu Quhafah. Ini pun bukan nama sebenarnya. Utsman bin Amir demikian nama lain dari Abu Quhafah. Abu Bakar lahir pada 573 Masehi, lebih muda sekitar tiga tahun dari Nabi Muhammad.
Sebelum masuk Islam, ia dipanggil dengan sebutan Abdul Ka’bah. Ada cerita menarik tentang nama ini. Ummul Khair, ibunda Abu Bakar sebelumnya beberapa kali melahirkan anak laki-laki. Namun setiap kali melahirkan anak laki-laki, setiap kali pula mereka meninggal. Sampai kemudian ia bernazar akan memberikan anak laki-lakinya yang hidup untuk mengabdi pad Ka’bah. Dan lahirlah Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar lahir dan besar ia diberi nama lain; Atiq. Nama ini diambil dari nama lain Ka’bah, Baitul Atiq yang berarti rumah purba. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya dengan sebutan Abdullah. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari predikat pelopor dalam Islam. Bakar berarti dini atau awal.
Suatu hari Abu Bakar ingin berangkat berdagang ke wilayah Thaif bersama rekan bisnisnya, Hakim bin Hizam—keponakan Khadijah. Tiba-tiba sesorang datang menemuinya. Orang itu berkata kepada Hakim, “Bibimu Khadijah mengaku suaminya menjadi nabi sebagaimana Musa. Ia sungguh telah mengabaikan tuhan-tuhan.”
Nama awal Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Dalam lembaran sejarah disebutkan nama ayahnya adalah Abu Quhafah. Ini pun bukan nama sebenarnya. Utsman bin Amir demikian nama lain dari Abu Quhafah. Abu Bakar lahir pada 573 Masehi, lebih muda sekitar tiga tahun dari Nabi Muhammad.
Sebelum masuk Islam, ia dipanggil dengan sebutan Abdul Ka’bah. Ada cerita menarik tentang nama ini. Ummul Khair, ibunda Abu Bakar sebelumnya beberapa kali melahirkan anak laki-laki. Namun setiap kali melahirkan anak laki-laki, setiap kali pula mereka meninggal. Sampai kemudian ia bernazar akan memberikan anak laki-lakinya yang hidup untuk mengabdi pad Ka’bah. Dan lahirlah Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar lahir dan besar ia diberi nama lain; Atiq. Nama ini diambil dari nama lain Ka’bah, Baitul Atiq yang berarti rumah purba. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya dengan sebutan Abdullah. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari predikat pelopor dalam Islam. Bakar berarti dini atau awal.
Suatu hari Abu Bakar ingin berangkat berdagang ke wilayah Thaif bersama rekan bisnisnya, Hakim bin Hizam—keponakan Khadijah. Tiba-tiba sesorang datang menemuinya. Orang itu berkata kepada Hakim, “Bibimu Khadijah mengaku suaminya menjadi nabi sebagaimana Musa. Ia sungguh telah mengabaikan tuhan-tuhan.”
Minggu, 24 April 2011
Penaklukan India dibawah Pemuda 20 Tahun : Muhammad al-Qasim
Tentara Elite Muslim dibawah Pimpinan Muhammad al-Qasim |
Dua tahun setelah jatuhnya wilayah Wara'an Nahr, anak benua India pun jatuh ke tangan kaum muslim yang dipimpin oleh Muhammad bin al-Qasim, yang saat itu usianya belum genap 20 Tahun. Tepat tahun 89 Hijriyah / 708 Masehi, wilayah ini jatuh ke tangan panglima belia ini. Dimulai dari Sind, pasukan Muhammad al-Qasim bergerak ke Mukran. Pasukannya dikonsentrasikan disini, dan Mukran dijadikan titik tolak dan pangkalan militernya. Dari sana, pasukan kemudian bergerak ke Dubail, menyusuri pantai laut India. Wilayah ini pun jatuh ke tangannya, setelah ditinggal lari oleh Raja Sind.
Kota ini pun didesain ulang oleh Muhammad al Qasim, dengan menempatkan 4000 kaum muslim di kawasan itu, kemudian wilayah tersebut dijadikan pangkalan marinirnya. Penaklukan wilayah ini mempunyai dampak yang besar kepada penduduk di sekitarnya, sehingga mereka mengajukan perdamaian dengan kaum Muslim.
Kota ini pun didesain ulang oleh Muhammad al Qasim, dengan menempatkan 4000 kaum muslim di kawasan itu, kemudian wilayah tersebut dijadikan pangkalan marinirnya. Penaklukan wilayah ini mempunyai dampak yang besar kepada penduduk di sekitarnya, sehingga mereka mengajukan perdamaian dengan kaum Muslim.
Jumat, 22 April 2011
Kegemilangan Pertanian Pada Masa Khilafah
Bidang pertanian mendapat perhatian yang besar dalam Islam. Islam memberikan dorongan ruhiah yang besar untuk bertani atau berladang atau lebih umum menanam bebijian atau pepohonan. Rasulullah saw. pun bersabda:
Tidaklah seorong Muslim menanam sebatang pohon (berkebun) atau menanam sebutir biji (bertani), lalu sebagian hasilnyo dimakan oleh burung, manusia atau binatang, melainkan baginya ada pahala sedekah (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmizi dan Ahmad).
Selain dorongan ruhiah, peran negara yang menjalankan politik ekonomi Islam juga amat penting dan berperan besar. Hasilnya, kaum Muslim berhasil meraih kegemilangan di sektor pertanian serta memberikan konstribusi besar bagi kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad. Semua itu terekam baik dalam sejarah kaum Muslim dan diakui oleh sejarahwan Barat sekalipun.
Kemajuan besar di sektor pertanian itu menunjukkan besarnya peran kebijakan pertanian Khilafah ketika itu. Kebijakan itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pertanian dan menjamin kelangsungannya. Kebijakan itu mencakup kebijakan intensifikasi, ekstensifikasi, pembangunan infrastruktur pertanian, litbang dan dukungan kepada petani.
Intensifikasi dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Di antaranya dalam bentuk penggunaan sarana produksi pertanian yang lebih balk seperti bibit unggul, penggunaan pupuk, obat-obatan dan saprotan, dsb. Intensifikasi juga dilakukan dengan jalan penciptaan, penyebarluasan serta penggunaan teknik budidaya dan produksi modern yang lebih efisien di kalangan petani.
Tidaklah seorong Muslim menanam sebatang pohon (berkebun) atau menanam sebutir biji (bertani), lalu sebagian hasilnyo dimakan oleh burung, manusia atau binatang, melainkan baginya ada pahala sedekah (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmizi dan Ahmad).
Selain dorongan ruhiah, peran negara yang menjalankan politik ekonomi Islam juga amat penting dan berperan besar. Hasilnya, kaum Muslim berhasil meraih kegemilangan di sektor pertanian serta memberikan konstribusi besar bagi kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad. Semua itu terekam baik dalam sejarah kaum Muslim dan diakui oleh sejarahwan Barat sekalipun.
Kemajuan besar di sektor pertanian itu menunjukkan besarnya peran kebijakan pertanian Khilafah ketika itu. Kebijakan itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pertanian dan menjamin kelangsungannya. Kebijakan itu mencakup kebijakan intensifikasi, ekstensifikasi, pembangunan infrastruktur pertanian, litbang dan dukungan kepada petani.
Intensifikasi dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Di antaranya dalam bentuk penggunaan sarana produksi pertanian yang lebih balk seperti bibit unggul, penggunaan pupuk, obat-obatan dan saprotan, dsb. Intensifikasi juga dilakukan dengan jalan penciptaan, penyebarluasan serta penggunaan teknik budidaya dan produksi modern yang lebih efisien di kalangan petani.
Peta Misterius Benua Selatan
Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar
Apa yang mutlak harus dimiliki oleh seorang penguasa, sebelum dia bisa memerintah dengan efektif? Jawabanya adalah: peta! Dengan peta para penguasa dapat mengetahui wilayah kedaulatan yang harus dijaganya, dan wilayah asing yang harus dia waspadai. Dengan peta juga para penguasa mengetahui sebaran sumberdayanya, baik alam, infrastruktur, fasilitas produksi, hingga sebaran penduduk.
Inilah yang membuat para penguasa zaman dahulu selalu dekat dengan para geografer atau para ahli pembuat peta. Karena itu tidak heran, bahwa salah satu peninggalan zaman keemasan Khilafah Utsmaniyah adalah peta, dan yang paling terkenal dari itu adalah peta Piri Rais.
Peta Piri Rais adalah sebuah peta dunia yang dibuat abad-16 oleh seorang laksamana, geografer dan kartografer Turki Utsmani, Piri Rais, ditanggali pada bulan Muharram 919 H (1513 M) dan. dipresentasikan untuk Sultan Salim pada 1517 M. Peta ini menunjukkan pantai barat Eropa dan Afrika utara dengan tingkat ketelitian yang masuk akal, hingga pantai Brazil yang saat itu sudah dikenal. Beberapa pulau di Atlantik seperti Azores dan Kepulauan Canary, bahkan pulau mistis Antillia juga dimuat. Yang unik, peta ini menunjukkan sebuah daratan di Selatan yang merupakan bukti atau dugaan paling awal atas eksistensi benua Antartika.
Inilah yang membuat para penguasa zaman dahulu selalu dekat dengan para geografer atau para ahli pembuat peta. Karena itu tidak heran, bahwa salah satu peninggalan zaman keemasan Khilafah Utsmaniyah adalah peta, dan yang paling terkenal dari itu adalah peta Piri Rais.
Peta Piri Rais adalah sebuah peta dunia yang dibuat abad-16 oleh seorang laksamana, geografer dan kartografer Turki Utsmani, Piri Rais, ditanggali pada bulan Muharram 919 H (1513 M) dan. dipresentasikan untuk Sultan Salim pada 1517 M. Peta ini menunjukkan pantai barat Eropa dan Afrika utara dengan tingkat ketelitian yang masuk akal, hingga pantai Brazil yang saat itu sudah dikenal. Beberapa pulau di Atlantik seperti Azores dan Kepulauan Canary, bahkan pulau mistis Antillia juga dimuat. Yang unik, peta ini menunjukkan sebuah daratan di Selatan yang merupakan bukti atau dugaan paling awal atas eksistensi benua Antartika.
Agar Mata Untuk Melihat
Masih sehatkah mata Anda? Kalau Anda masih bisa membaca tulisan ini, insya Allah mata Anda sehat. Tetapi apakah mata Anda telah dipakai untuk melihat? Maksud kami melihat hal-hal yang Allah halalkan dan Allah perintahkan untuk melihat?
Tahukah Anda, siapa dalam sejarah ilmuwan paling berpengaruh dalam soal penglihatan?
Abu Ali Hasan Ibn al-Haitsam adalah fisikawan yang paling terkenal kontribusinya dalam optika dan metode ilmiah. Dia lahir 965 M di Basrah dan bersekolah di Basrah dan Baghdad. Kemudian dia pergi ke Mesir untuk mengerjakan proyek mengontrol sungai Nil, yang ternyata gagal, sehingga untuk menghindari hukuman dia harus berpura-pura gila sampai wafatnya Khalifah al-Hakim. Selama dalam tahanan rumah dia telah banyak meneliti fenomena optika. Kemudian dia ke Spanyol, dan di sanalah dia menulis karya-karyanya dalam optika, matematika, fisika, kedokteran dan metode ilmiah.
Tahukah Anda, siapa dalam sejarah ilmuwan paling berpengaruh dalam soal penglihatan?
Abu Ali Hasan Ibn al-Haitsam adalah fisikawan yang paling terkenal kontribusinya dalam optika dan metode ilmiah. Dia lahir 965 M di Basrah dan bersekolah di Basrah dan Baghdad. Kemudian dia pergi ke Mesir untuk mengerjakan proyek mengontrol sungai Nil, yang ternyata gagal, sehingga untuk menghindari hukuman dia harus berpura-pura gila sampai wafatnya Khalifah al-Hakim. Selama dalam tahanan rumah dia telah banyak meneliti fenomena optika. Kemudian dia ke Spanyol, dan di sanalah dia menulis karya-karyanya dalam optika, matematika, fisika, kedokteran dan metode ilmiah.
Kisah Sang Petualang
Ekspedisi Columbus
Pada tanggal 12 Oktober 1492, Christoper Columbus, berlayar dengan bendera kerajaan Spanyol, Tersesat dalam pelayaran menuju Asia dan mendarat di pantai kepulauan Guanahani (sekarang San Salvador, di kepulauan Bahama). Disana dia melakukan kontak dengan masyarakat local yang dikira penduduk wilayah India. Orang-orang ini yang kemudian disebut sebagai Indian, adalah suku Taino, yang telah mengukuhkan peradaban yang terbentang sepanjang kepulauan Karibia, dari Kuba sampai Trinidad.
Pada Tahun 1492, ada sekitar satu juta orang Taino yang hidup dan tinggal di Karibia; lima puluh tahun kemudian, setelah pembunuhan besar-besaran yang tak kenal lelah, perbudakan dan berbagai penyakit yang ditularkan orang-orang Eropa, jumlah mereka tinggal kurang dari 25.000 (dua puluh lima ribu) orang, dan menjelang Tahun 1600, mereka sebagai masyarakat telah punah oleh program pemusnahan yang dilakukan oleh Eropa yang diawali oleh Christoper Columbus ini.
Khayrudin Barbarossa (Si Janggut Merah) : Sang Laksamana Khilafah Ustmaniyah yang Tangguh
Pernahkah anda menonton film ‘Pirates of The Carribean’, atau memainkan game bajak laut, atau membaca komik-komik tentang bajak laut ? tentu ingat karakter jahat ‘Barbarossa’ bukan ? Sejak zaman pertengahan, aneka macam karya fiksi Eropa dan Amerika biasa menggunakan nama Barbarossa untuk menamai karakter seorang bajak laut yang jahat. Makna negatif Barbarossa terus dipropagandakan hingga zaman sekarang, meski di dalam setting-setting yang berbeda. Tak ada asap jika tak ada api, kebiasaan para penulis fiksi Eropa dan Amerika ini tentu ada sebabnya.
Pada abad ke-15 masehi, di Laut Mediterania ada dua tokoh legendaris lautan yang mana kerajaan-kerajaan Kristen Eropa menganggap mereka sebagai bajak laut bersaudara yang disebut The Barbarossa Brothers. Kedua tokoh ini menjadi legenda dalam dunia ‘per-bajak-laut-an’ dan merupakan tokoh bahari yang sangat ditakuti orang-orang Eropa pada zamannya. Dalam cerita orang-orang Eropa, kebiasaan mereka ialah membajak barang-barang berharga yang diangkut oleh kapal-kapal milik kerajaan-kerajaan Eropa yang melintasi Laut Mediterania. Awak kapal yang dibajak biasanya diberi dua pilihan; mati karena melawan atau hidup dengan menyerah secara sukarela.
Tentu hal itu tidak lain adalah kebohongan yang diada-adakan oleh kaum salibis yang sangat benci dengan tokoh-tokoh muslim yang berjuang demi kejayaan Islam dan daulah Khilafah Islamiyah. Siapakah sebenarnya Barbarossa yang sangat ditakuti oleh orang-orang Eropa selama berabad-abad itu? Mengapa hingga zaman sekarang nama itu terus menghantui benak dan pikiran mereka ?
Tentu hal itu tidak lain adalah kebohongan yang diada-adakan oleh kaum salibis yang sangat benci dengan tokoh-tokoh muslim yang berjuang demi kejayaan Islam dan daulah Khilafah Islamiyah. Siapakah sebenarnya Barbarossa yang sangat ditakuti oleh orang-orang Eropa selama berabad-abad itu? Mengapa hingga zaman sekarang nama itu terus menghantui benak dan pikiran mereka ?
Muhammad Al Fatih : Kisah Penaklukan Constantinople
Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan Rasulullah SAW.
Bisyarah adalah perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji Allah ini terpatri kuat di dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah keputus-asaan, menjadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.
Salah satu bisyarah yang dapat menginspirasi setiap muslim adalah bisyarah rasulullah yang disampaikan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat:
Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan runtuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad)
Langganan:
Postingan (Atom)